"Bolehkah aku pinjam ini?"
"Ambil saja!"
Nampak seperti percakapan biasa. Memang biasa. Namun sangat luar biasa.
"Ambil saja!"
Nampak seperti percakapan biasa. Memang biasa. Namun sangat luar biasa.
Suatu ketika itu terjadi. Seorang teman memungut sebatang pinsil teman lainnya yang patah. Teman lain itu hanya sibuk saja dengan pekerjaannya hanya berkata "ambil saja!". Dan seketika itu juga teman lain itu melupakan percakapan itu, seakan tidak pernah terjadi. Padahal bagi teman, pinsil yang patah itu sangat berharga demi penyelesaian tugasnya.
Lantas apa artinya??
Bukankah itu adalah sebuah ketulusan? Atau bukankah itu adalah sebuah keikhlasan? Tahukah anda apakah rasa dari "ikhlas" itu? Lantas apakah ikhlas itu? Banyak orang yang tidak mengerti apakah ikhas itu? Maka dari itu ikhlas atau tulus bukanlah hanya sebuah rasa. Bukanlah sebuah feel. Karena itu bukanlah untuk dirasa-rasakan. Ikhlas dan tulus adalah sebuah rasa yang tak terasa. Sebagaimana teman lain memberikan pensil patah kepada teman. Nampak sangat mudah. Tak ada suatu keberatan. Tak menjadi beban. Dan dilupakan begitu saja. Tidak ada suatupun rasa berjasa, rasa telah memberi, rasa telah menolong. Semuanya lenyap dalam ketulusan dan keikhlasan.